Akhir-akhir ini kita sering mendengarkan berita mengenai perselingkuhan. Kaum pria, kaum wanita, semua sama saja. Namun entah mengapa wanita lebih banyak dipersalahkan, apa karena dari segi jumlah mereka lebih banyak? bukankah 'kucing akan selalu memakan ikan yang diberi'? Mengapa menyalahkan si kucing, bukan si pemberi ikan itu?
Demi menghindari hal-hal buruk di kemudian hari, kita mengisi pikiran dengan segala ketakutan dan kekuatiran, kemudian kita membuat kriteria berdasarkan hal itu hanya agar kita tidak kecolongan di kemudian hari. Kita menghabiskan waktu menyalahkan dan mencari kekurangan orang lain untuk kemudian kita jadikan sebagai senjata untuk menyerangnya balik apabila orang tersebut menunjukkan gelagat 'mencurigakan'.
Setiap hari kita rajin beribadah, berdoa kepada Tuhan. namun sikap dan tindakan kita seringkali tidak mencerminkan kebaikan dan iman kita. Dengan mudah kita menghakimi, membenci, menjustifikasi seseorang itu 'jahat' atau 'punya potensi menjadi jahat' hanya karena orang tersebut mempunyai kekurangan yang KEBETULAN SAMA dengan orang yang kita benci. Apakah satu kekurangan menjadikan keseluruhan orang itu salah seluruhnya? Bukankah setiap orang memiliki kekurangan? Seberapa sempurnakah dirimu, sehingga merasa pantas dan layak untuk mengambil alih tugas Tuhan?
Orang-orang yang tidak ikhlas dalam hidupnya hanya akan mendapati dirinya ditipu. Karena kepercayaan seseorang akan sangat mempengaruhi perlakuan seseorang terhadap dirinya. Mereka hidup dalam ketakutan dan kebencian, sehingga apabila seseorang mengecewakan mereka, dengan mudah mereka akan membenci orang tersebut. Mereka jauh lebih banyak kehilangan orang-orang dalam hidup mereka. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena Tuhan membuatnya demikian. Namun kita menganggap rendah mereka.
Memang benar adanya Tuhan hanya memberikan bidadari kepada pangeran, karena sempurnanya mereka di mata-Nya. Tuhan membuat seseorang menjadi bidadari, atau pangeran sebab mereka pantas untuk itu. Ketulusan hati, kerendahan hati, dan selalu bersyukur lah yang membuat mereka dianugerahi gelar tersebut.
Tuhan tidak mendengarkan doa orang beriman yang dengan gagah berkata, 'Tuhan, aku mematuhi semua perintah-Mu.'. Ia lebih mendengarkan doa orang berdosa yang menyesal dan berkata,"Tuhan, ampunilah aku orang berdosa ini.". Orang berdosa ini pulang dengan hati lapang dan lega, sedangkan orang beriman ini akan semakin sombong.
Kebahagiaan hanya milik orang-orang yang rendah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar